Selasa, 26 April 2011

Cassanova

Tanpa cukup paras kau merayunya
Tanpa rasa segan kau menggodanya
Menatap sekeliling penuh kilau harta
Namun kau tak goyah untuk merayu
 bahkan berpindah ke lain hati

beribu suara berkata tentangmu, tingkahmu, dan parasmu
tak ada kebanggaan yang bisa tersirat di wajah kelammu
yang ada hanya tatapan kosong
penuh dengan beribu cara menaklukan gadis

bagaimana bisa kau katakan kau pria baik,
saat kau menggandeng tangan wanita dengan posisi merangkul yang lain

tataplah parasmu,
terlalu lancang untukku jujur kepadamu
tapi semakin ku pendam semakin ku merasa kau terlalu bebas

bukan iri, bukan dendam
hanya aku tidak ingin ada yang lebih terluka dibanding aku
cukup aku..ya cukup aku

pergilah dari kehidupan wanita
jika kau memang tidak bisa kau bahagiakannya
dan kembalilah jika kau sudah merasa mampu


bahagiakan 2 wanita dalam hidupmu
ibu dan kekasihmu
selebihnya, bersikaplah sewajarnya
jangan kau samakan ataupun lebihkan

INDONESIA oh INDONESIA

                   Indonesia negara yang cukup kaya, mulai dari budaya, sumber daya alam dan bakat – bakat para individunya.  Tapi sistem pengelola semua itu di Indonesia masih sangat minim.  Masih banyak hal – hal kecil yang harus diperbaiki.  Tidak hanya dari sarananya, tetapi juga dari bentuk kepemimpinannya.  Di Indonesia juga sarana – sarana itu masih jauh tertinggal dibanding negara – negara di Asia lainnya.
          Sebagai contoh, saya menyaksikan sendiri Sekolah Atlet Ragunan.  Padahal sekolah itu akan melahirkan bakat – bakat bagus yang nantinya akan membawa harum nama bangsa di kanca internasional.  Tetapi, fasilitas untuk menunjang bakat mereka kurang mendapat perhatian dari Pemerintah.  Banyak alat – alat yang sudah tidak layak pakai tetapi masih dipergunakan.  Mungkin hanya siswa – siswa dalam bidang tertentu yang bisa membawa alat olahraganya sendiri.  Kemudian dibidang musik, banyak anak Indonesia yang memendam bakat dibidang musik.  Tetapi mengapa sekolah musik formal itu sangat jarang? Bahkan yang saya tahu, untuk daerah Jakarta sendiri itu hanya ada 1 sekolah musik formal dan itu pun baru pada tahun 2009 mendapat akreditasi setelah 3 tahun berdiri.  Apa harus pemusik – pemusik muda kita menuntut ilmu diluar? Saya pikir itu hanya akan menjatuhkan negara saja nantinya.  Karena pemusik Indonesia akan lebih percaya pada ajaran musik negara lain.
Melihat mirisnya sistem pendidikan di Indonesia, apa pemerintah masih akan meneruskan pembangunan gedung baru DPR? Saya rasa sangat tidak setimpal jika dibandingkan dengan berdirinya sekolah – sekolah di daerah terpencil yang hampir roboh padahal siswanya masih sangat semangat untuk belajar.  Sedangkan para pemerintah di sana yang sudah memiliki gedung yang layak masih ada saja yang berbuat nakal.  Mulai dari mangkir dalam sidang sampai melihat situs porno.  Seharusnya mereka malu jika ingin mendapat gedung baru padahal mereka belum bisa menyejahterakan masyarakatnya.  Apa harus menyamankan orang – orang tua yang mungkin 10 tahun lagi tidak lagi memimpin? Yang seharusnya diberi kenyamanan adalah anak – anak lugu di daerah pedalaman yang nantinya akan menjadi penerus bangsa.  Bekali mereka dengan ilmu yang berguna dan beri kelayakan pendidikan untuk mereka, agar bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju nantinya.