Minggu, 24 Oktober 2010

bisnis dan ilmu ekonomi di era globalisasi

Pengantar Bisnis
Latar Belakang
Bisnis di era globalisasi ini sangatlah penting tidak terlepas dari aktivitas produksi, pembelian, maupun pertukaran barang-barang jasa yang melibatkan orang/perusahaan. Tujuan dari bisnis itu sendiri adalah mendapatkan suatu laba untuk mencukupi kelangsungan hidup si pelaku bisnis/bisnisman.
Berbicara tentang bisnis pastilah selalu berhubungan dengan perusahaan , karena bisnis sangat erat dengan perusahaan untuk memahami seluk beluk tentang bisnis kita harus memahami, mengetahui dan menguasai ilmu ekonomi perusahaan serta konsep-konsep pokoknya supaya bisnis dapat dikelola sesuai sasaran. Bisnis juga tidak terlepas dari globalisasi dan teknologi juga menimbulkan beberapa fenomena, antara lain:
  • Kuasaan saat ini sudah dikuasai konsumen.
  • Skala produksi yang besar tidak lagi melainkan suatu keharusan.
  • Batasan negara dan wilayah tidak lagi menjadi kendala.
  • Teknologi dapat dengan cepat ditiru.
  • Setiap saat muncul pesaing dengan harga lebih murah.
  • Meningkatnya kepekaam konsumen terhadap harga dan nilai.
Rencana suatu bisnis yang disusun secara cermat akan sangat menolong dalam pengambilan keputusan, karena subtansinya mencakup strategi, target dan posisi ditengah-tengah persaingan yang ada. Agar semua tercapai, diperlukan strategi untuk mencapai keunggulan bersama
Dalam berbisnis, berarti kita akan melakukan suatu kegiatan produksi juga. Ada pula beberapa faktor-faktor yang harus kita perhatikan.


BISNIS DAN ILMU EKONOMI PERUSAHAAN
Pada bagian sebelumnya telah disinggung eratnya kaitan bisnis dengan perusahaan sehingga berbicara tentang bisnis identik dengan berbicara tentang perusahaan. Dengan demikian bagi pihak-pihak yang ingin menjalankan bisnis, ilmu ekonomi perusahaan merupakan dasar yang berguna bagi aktivitas-aktvitas yang akan ditempunya. Ilmu ekonomi perusahaan adalah bagian dari ilmu ekonomi yang secara khusus mempelajari masalah-masalah dalam ekonomi rumah tangga perusahaan. Dalam ilmu ekonomi diulas kaitan antara perusahaan dengan ilmu ekonomi serta bagaimana pelaku bisnis memanfaatkan perilaku manusia dan prinsip ekonomi yang diulas dalam ilmu ekonomi untuk menentukan bisnis yang akan dijalankannya. Agar diperoleh pemahaman lebih mendalam tentang ilmu ekonomi perusahaan, terlebih dahulu akan diulas apa itu ilmu ekonomi dan apa itu perusahaan secara terpisah, agar pembaca dapat memahami esensi keduanya dalam satu kesatuan.

BISNIS DAN ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Fokus utama pembahasan dalam ilmu ekonomi adalah hubungan antara keinginan manusia dengan faktor-faktor produksi. Masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya scarcity (kelangkaan atau kekurangan) akibat dari ketidakseimbangan antara keinginan masyarakat dan faktor-faktor produksi yang tersedia. Keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang/jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai kemampuan membeli. Keinginan yang disertai kemampuan membeli dinamakan permintaan efektif.
Upaya mengatur pemenuhan keinginan, menghendaki seseorang, perusahaan, atau masyarakat untuk membuat keputusan tentang cara terbaik dalam melakukan kegiatan ekonomi. Pembuatan keputusan tersebut dimungkinkan karena tersedianya alternatif dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa analisis ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana menggunakan faktor-faktor produksi atau pendapatan tertentu agar memberian kepuasan dan kemakmuran kepada individu dan masyarakat?
Dalam kenyataannya ada 3 persoalan yang dihadapi dalam setiap perekonomian, yaitu:
  1. Barang dan jasa apa yang seharusnya diproduksi (what)?
  2. Bagaimana memproduks barang dan jasa tersebut (how)?
  3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom)?
Permasalahan pertama (what), berkaitan dengan barang dan jasa apa yang harus dibuat, berapa banyaknya, kapan akan diproduksi, juga ukuran dari barang dan jasa itu. Permasalahan pertama ini merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk menghasilkan semua barang dan jasa yang diinginkan masyarakat. Karena itu masyarakat harus melakukan pilihan. Permasalahan kedua (how) berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi, gabungan faktor-faktor produksi mana, serta teknik produksi apa yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Permasalahan ketiga (for whom) berkaitan dengan siapa yang akan menikmati maupun memperoleh manfaat dari barang dan jasa yang dihasilkan serta bagaimana pendistribusian produk-produk yang dibuat.

Tujuan (Objectives) dan Sasaran (Goals) dalam Bisnis
Tujuan merupakan pernyataan tentang keinginan yang akan dijadikan pedoman bagi manajemen puncak perusahaan untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dengan dimensi waktu tertentu. Tujuan diasumsikan berbeda dengan sasaran. Tujuan mempunyai target-target untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu. Sedang sasaran adalah ernyataan yang ditetapkan oleh manajemen puncak untuk menentukan arah perusahaan dalam jangka panjang.
Karakteristik Tujuan
  • Sesuai, tujuan selaras dengan visi dan misi.
  • Berdimensi waktu, tujuan harus konkret dan bisa diantisipasi kapan terjadinya.
  • Layak, tujuan hendaknya merupakan suatu tekad yang bisa diwujudkan.
  • Fleksibel, tujuan senantiasa bisa disesuaikan atau peka terhadap perubahan situasi dan kondisi.
Mudah dipahami.
Karakteristik Sasaran:
  • Merupakan citra ideal yang hendak dicapai di masa mendatang tanpa dimensi waktu spesifik.
  • Mengarahkan pembuatan keputusan dan kegiatan konkret yang rasional dalam aktivitas keseharian.
  • Tidak harus dikaitkan dengan konerja yang bisa dikuantifikasi.

Faktor-faktor Produksi
Cepat atau lambatnya tingkat kepuasan karena terpenuhinya keinginan manusia itu dibatasi oleh jumlah dan mutu factor-faktor produksi yang digunakan. Faktor-faktor produks diartikan sebagai sumber-sumber yang mampu menghasilkan barang dan jasa untuk memuaskan keinginan. Faktor-faktor produksi tersebut dapat berupa benda-benda yang disediakan oleh alam atau yang diciptakan manusia guna menghasilkan barang maupun jasa.
Faktor-faktor produksi dibedakan menjadi:
Tanah dan Sumber Daya Alam.
Tanah dan sumber daya alam meliputi tanah, berbagai jenis barang tambang, hasil hutan, dan sebagainya. Dalam arti luas, istilah tanah juga meliputi sumber-sumber daya alam lautan dalam batas-batas teritorial suatu negara, termasuk wilayah udara diatasnya. Berbeda dengan faktor-faktor produksi lainnya, tanah merupakan faktor produksi yang persediaannya tidak dapat ditambah lagi bila kita kekurangan, kecuali bila kita membeli atau menyewa lagi. Suatu negara memiliki luas tanah yang terbatas guna maksud-maksud produksinya. Areal tanah di suatu negara dalam kaitannya dengan keragaman kesuburan dan topografinya, sudah barang tentu akan mempengaruhi manfaat ekonomisnya.
Tanah beserta kekayaan alam yang dikandungnya mempunyai sifat penawaran yang tetap (fixed, tidak dapat ditambah lagi), sedangkan permintaan akan tanah terus meningkat dari waktu ke waktu, baik karena alasan kenaikan harga barang-barang pertanian, kenaikan harga mineral, serta barang-barang industri yang memakai bahan mentah dari tanah, maupun karena pertambahan jumlah penduduk. Dalam hal permintaan akan barang-barang pertanian, perbedaan kesuburan tanah akan menentukan perbedaan nilai sewanya. Sedangkan dalam hal lokasi, dikenal nilai sewa lokasi tanah. Tanah yang lokasinya lebih strategis akan memperoleh nilai yang lebih tinggi.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja meliputi jumlah buruh dalam perekonomian, keahlian, dan ketterampilan yang dimiliki pekerja. Kalau memperhatikan jumlah penduduk dunia secara keseluruhan seakan-akan dunia ini tidak kekurangan tenaga kerja. Tetapi harus diingat bahwa jumlah tenaga kerja tidak hanya ditentukan oleh jumlah penduduk saja, melainkan sangat dipengaruhi pula oleh faktor umur, pendidikan, kesehatan, dan penyebaran penduduk. Karena faktor-faktor inilah tenaga kerja menjadi masalah dalam ekonomi.
Atas dasar keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja dibedakan menjadi:
  • Tenaga kerja kasar, dengan karakteristik sebagai berikut:
  • Tidak berpendidikan
  • Berpendidikan rendah
  • Tidak memiliki keahlian dalam bidang pekerjaan tertentu.
  • Tenaga kerja terampil, dengan karakteristik memiliki keahlian dari pengalaman kerja atau pendidikan, misalnya montir mobil, tukang kayu, dan ahli reparasi.
  • Tenaga kerja terdidik, dengan karakteristik memiliki pendidikan yang tinggi dan ahli di bidang-bidang tertentu, misalnya dokter, akuntan, ahli ekonomi, dan insinyur.

Modal
Modal meliputi segala sesuatu yang diciptakan manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka inginkan. Sebagai contoh, sistem pengairan, jaringan jalan raya, mesin-mesin, bangunan pabrik, pertokoan, alat pengakutan, dan sebagainya. Perlu kiranya dikemukakan perbedaan antara modal dan uang. Uang sering disebut sebagai modal bagi seseorang dalam melakukan usaha produksinya, tetapi modal tidak hanya terpaku pada uang saja, melaikan banyak benda yang dapat digunakan oleh manusia dalam menghasilkan produk yang diinginkan. Perlu diingat bahwa uang sendirian tidak dapat menghasilkan apa-apa. Fungsi uang hanyalah alat untuk memudahkan terjadinya pertukaran diantara faktor-faktor produksi dan di antara barang-barang dan/atau jasa-jasa. Dengan demikian modal adalah seluruh aktiva perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan.
Modal dapat diperoleh dari sumber luar (modal ekstrern), dari sumber dalam (modal intern), dan dari pemilik. Modal ekstern dapat berupa pinjaman jangka pendek maupun pinjaman jangka panjang. Sedangkan modal intern diperoleh dari hasil kegiatan usaha di masa lalu (penyisihan dari laba atau laba yang tidak dibagikan/retained earning) dan cadangan-cadangan yang telah dibentuk dari laba perusahaan di masa lalu. Modal pemilik diperoleh dari setoran para pendiri perusahaan pada permulaan pendirian suatu perusahaan.

Kewiraswastaan
Kewiraswastaan adalah keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Kewiraswastaan membutuhkan faktor produksi tanah dan memberdayakan alam, tenaga kerja, serta modal, Kewiraswastaan meliputi kemahiran para pengusaha untuk mengorganisir berbagai faktor produksi untuk keberhasilan usahanya.
Terlepas dari keanekaragaman, faktor-faktor produksi tersebut mempunyai ciri-ciri umum, yaitu:
  • Jumlahnya terbatas.
  • Dapat digunakan untuk membuat berbagai macam barang.
  • Mampu berkombinasi dengan faktor-faktor produksi lainnya.
Karena jumlahnya terbatas, faktor-faktor produksi merupakan sumber-sumber ekonomi. Barang-barang jumlahnya tidak terbatas, seperti udara, bukan merupakan sumber ekonomi. Barang-barang semacam itu dinamakan barang bebas, yaitu barang yang bisa didapat tanpa perlu membayar (barang yang tidak mempunyai harga). Jika semua barang merupakan barang bebas, tidak akan ada masalah ekonomi. Jadi, barang-barang bebas tidak diperlukan dalam analisis ekonomi. Hanya faktor-faktor prouksi yang digunakan dalam analisis ekonomi.

Kesimpulan
Bisnis sangat berguna untuk memenuhi pendapatan hidup kita. Ada macam-macam bisnis yang bisa dilakukan asal kita bisa memahami makna dan aspek-aspek dari berbisnis tersebut. Karena hasil dari berbisnis itu tidak hanya mampu menguntungkan kita tapi juga dapat menguntungkan orang banyak. Perkembangan dipasar yang sedang terjadi juga mempengaruhi perkembangan bisnis. Untuk itu kita harus mengetahui apa sasaran dan tujuan dari adanya bisnis itu.

Saran
  • Dalam berbisnis, sebaiknya kita mengetahui sasaran dari bisnis tersebut.
  • Memperhatikan sumber daya yang ada.
  • Memperhatkan ketersediaan modal.
  • Mengamati perkembangan pasar saat ini.
  • Mengerti akan suatu bahan yang akan digunakan apakah merugikan orang lain atau tidak.
  • Dan mengikuti jalannya bisnis tersebut.
Berbisnis dalam era globalisai

Secara umum, bisnis (business) tidak lepas dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang atau perusahaan. Berbicara tentang bisnis identik berbicara tentang perusahaan sedangkan pelaku bisnis sering diidientikkan dengan pedagang, pengusaha, usahawan atau wiraswatawan. Untuk memahami seluk beluk bisnis seorang bisnisman (businessman) harus memiliki pengetahuan, pemahaman dan penguasaan ilmu ekonomi perusahaan serta konsep-konsep pokoknya. Selain itu seorang bisnisman juga harus memiliki kiat-kiat jitu serta intuisi bisnis yang tepat dalam menjalankan bisnisnya agar memperoleh keberhasilan.
Sebagaimana disadari, perekonomian global telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini. Ekonomi dunia secara keseluruhan sedang mengalami perubahan pesat dengan adanya faktor-faktor yang mendasarinya. Faktor pertama, globalisasi, pertumbuhan perdangangan global dan persaingan internasional yang eksplosif berdampak pada tidak adanya negara yang dapat tetap terisolasi dari perekonomian dunia saat ini. Jika suatu negara tetap berupaya menutup pasarnya dari persaingan asing, maka penduduknya akan membayar lebih mahal untuk barang domestik berkualitas rendah karena keterbatasan alternatif. Tapi, jika membuka pasarnya, negara bersangkutan akan menghadapi persaingan ketat yang mau tidak mau memacu usaha domestiknya agar dikelola secara efisien dan efektif. Faktor kedua, adalah perubahan dan kemajuan teknologi yang sedemikian pesatnya. Beberapa ahli bahkan mengatakan bahwa sekarang ini penduduk dunia berada dalam tahap ‘post industrialization’ dengan perkembangan teknologi yang sangant dramatik. Apa yang dikatakan sebagai penemuan baru dalam 2 atau 3 tahun yang lalu, sekarang mungkin dianggap ketinggalan zaman. Perkembangan internet dan bisnis yang menyertainya dalam beberapa tahun ini juga makin terasa dampaknya dalam aktivitas masyarakat keseharian. Kemudahan komunikasi yang disajikan memungkinkan perolehan informasi seketika. Dekade ini menyajikan kemajuan luar biasa dalam ketersediaan informasi, kecepatan komunikasi, bahan-bahan baru, kemajuan biogenetika, obat-obatan, serta keajaiban elektronika. Kemajuan teknologi komputasi, telepon, dan televisi telah memberikan dampak besar terhadap cara perusahaan menghasilkan dan memasarkan produk mereka. Karena teknologi telah memberikan makanan, pakaian, perumahan, kendaraan, dan hiburan baru yang lebih bervariasi. Jarak geografis dan budaya telah menyempit dengan munculnya pesawat udara, mesin faks, sambungan telepon, dan komputer global serta siaran televisi satelit. Kemajuan-kemajuan ini memaksa perusahaan untuk mengerti bahwa hakikat pasar tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu.
Globalisasi dan teknologi telah mendorong seleksi alamiah yang mengarah pada ‘yang terkuat yang bertahan’. Keberhasilan pasar akan didapat oleh perusahaan yang mampu menyesuaikan diri dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu mereka yang mampu memberikan apa yang siap dibeli orang. Baik individu, bisnis, kota bahkan seluruh negara harus menemukan cara menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan (marketable value) yaitu barang dan jasa yang menarik minat beli.
Sebagai dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi pasar saat ini didorong kearah keadaan yang berbeda jauh sekali dibandingkan situasi pasat sebelumnya. Perubahan-perubahan tersebut tampak pada berbagai fenomena, antara lain:
- Kekuasaan saat ini sudah beralih ke tangan konsumen.
- Skala produksi yang besar tidak lagi merupakan keharusan.
- Batasan-batasan negara dan wilayah tidak lagi menjadi kendala.
- Teknologi dengan cepat dapat dikuasai dan ditiru.
- Setiap saat akan muncul pesaing-pesaing dengan biaya yang lebih murah.
- Meningkatnya kepekaan konsumen terhadap harga dan nilai.

Situasi dan kondisi demikian memotivasi pelaku bisnis agar senantiasa mamapu mengantisipasi pasar secara berkesinambungan. Untuk itulah, agar dapat bertahan, mereka perlu menganalisis pasar, mengenali peluang, memformulasikan strategi pemasaran, mengembangkan taktik dan tindakan spesifik, serta menyusun anggaran pelaporan kinerja. Perusahaan harus mampu memberikan apa yang diharapkan pelanggan dan menepati janji-janjinya secara konsisten. Dengan demikian, perencanaan bisnis yang benar-benar matang sangant diperlukan, sehingga bisnis dapat tumbuh berkembang dan mampu menghasilkan laba sebagaimana diharapkan. Perencanaan bisnis yang baik harus dapat secara jelas menggambarkan karakteristik bisnis yang sedang atau akan dilaksanakan sehingga pihak-pihak yang tertarik dapat melihat secara transparan dan mengerti dengan jelas prospek perkembangannya dimasa yang akan datang. Perencanaan bisnis yang baik harus memuat asumsi-asumsi serta alasan yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan, seperti dasar perhitungan besarnya permintaan dan proyeksi penjualan, perhitungan harga pokok penjualan, strategi-strategi yang akan dilakukan, serta berbagai strategi manajemen untuk pengembangan bisnis.

Rencana bisnis yang disusun secara cermat akan sangat menolong dalam pengambilan keputusan karena subtansinya mencakup strategi, target, dan posisi bisnis di tengah-tengah persaingan yang ada. Agar semua tujuan tersebut tercapai, sangat diperlukan strategi untuk mencapai keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing ini penting untuk diketahui dalam penyusunan perencanaan bisnis karena tidak lepas dari prinsip-prinsip ekonomi, yaitu bagaiman kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lancar dengan meminimalkan seluruh biaya yang ditimbulkan dan memaksimalkan keuntungan. Disamping itu juga harus diperlukan berbagai upaya penyelarasan dengan prinsip-prinsip pemasaran modern, yaitu kepuasan konsumen (customer satisfaction) atau menyediakan barang dan jasa yang sesuai keinginan konsumen, kualitas yang diinginkan konsumen, harga yang kompetitif, layanan yang tepat waktu (just-in-time), serta memelihara kesetiaan pelanggan (customer loyalty).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan bisnis harus dibuat secara komprehensif, efisien, dan efektif agar dapat menjadi acuan bagi pelaku bisnis dalam dunia usaha yang sarat persaingan.

Peluang Bisnis di Era Globalisasi
Kebanyakan dari kita saat ini masih belum puas dengan keadaan finansial kita sekarang ini. Paradigma umum yang ada pada masyarakat adalah kita bekerja sebagai karyawan atau pegawai pemerintahan baru kemudian memperoleh penghasilan. Namun yang menjadi pertanyaan besar adalah: “Apakah penghasilan yang kita terima saat ini sudah bisa mencukupi kebutuhan kita yang kian hari kian bertambah?” Kebanyakan orang, menjawabnya belum.
Paradigma sukses yang ada saat ini adalah kita bekerja memperoleh penghasilan dan aset. Bahkan, kalau bisa penghasilan yang kita peroleh bisa berupa passive income yang bisa tetap menghasilkan walaupun kita tidak bekerja. Saat ini kita mengenal 3 cara membangun aset, yaitu: perusahaan bersistem (corporate), waralaba (franchising), dan waralaba pribadi (personal franchising). Untuk corporate dan franchising sudah pasti membutuhkan modal yang besar untuk membelinya. Lalu bagaimana dengan kita yang ingin berbisnis, namun tidak memiliki modal yang besar jawabannya adalah personal franchising. Hal inilah yang disampaikan Mulia Sugiarto (Gold Enterpreneur) pada Seminar Business Opportunity Presentation di Hotel Grand Menteng Jakarta, (22/02).
Adalah PT. DUTA FUTURE INTERNASIONAL (PT. DFI) yang didirikan pada 10 Nopember 2007 di Bandung. PT. DFI adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang hak keagenan berbisnis pulsa yang berbasis E-Commerce, dengan meluncurkan suatu Konsep Marketing “CUSTOMER REFERRAL PROGRAM“. DUTA FUTURE INTERNATIONAL didukung dengan Managemen dan IT yang Profesional, serta Marketing Plan yang dahsyat. PT. DFI memiliki satu divisi khusus yaitu DUTA BUSINESS SCHOOL (DBS) yang bergerak di bidang Edukasi & Training Enterpreneurship, siap menghantarkan para membernya ke puncak kesuksesan. Perusahaan menyediakan bantuan e-commerce / internet marketing untuk memudahkan semua member PT. DFI memulai usaha. Salah satu peluang yang dtawarkan adalah keagenan pulsa yang berbasis teknologi internet. Membantu membernya untuk menjadi Dealer Isi ulang pulsa elektrik. Saat ini DUTA FUTURE INTERNATIONAL sebagai main dealer keagenan one-chip-all-operator memiliki puluhan ribu dealer yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua transaksi, perhitungan keuangan, dan administrasi telah otomatis terkomputerisasi. Jadi pemilik usaha (member) DUTA FUTURE INTERNATIONAL tidak membutuhkan kantor khusus dan tidak membutuhkan pegawai untuk melakukan kegiatan bisnis seperti suatu usaha/bisnis pada umumnya. Hal ini dikarenakan kantor DUTA FUTURE INTERNATIONAL sendiri bisa diakses di internet (virtual office).
Jadi Anda dapat menjalankan bisnis ini di manapun Anda berada dan kapanpun Anda inginkan. Tidak perlu menunggu jam kantor buka karena internet selalu buka 24 jam non-stop. Hanya dengan bermodalkan Rp. 200.000,00 kita bisa membeli personal franchising untuk berbisnis pulsa semua operator seumur hidup. Bahkan, saat ini DBS sudah tercatat sebagai server pulsa terbesar oleh Indosat dan Excelcomindo di Indonesia. Keuntungan bergabung dengan PT. DFI adala:h bisa berbisnis pulsa semua operator baik GSM dan CDMA dengan modal kecil untuk segala lapisan, resiko kecil, dukungan internet (e-commerce), telah mempunyai akses ke berbagai bank di Indonesia yang mendukng e-banking, telah bekerjasam dengan ribuan merchant di Indonesia (bonus sebagai member DBS), member dilindungi asuransi, sistem kerja sangat mudah, dan tidak target bulanan. Dengan bergabung bersama DBS, peluang mendapatkan penghasilan Rp 45.000.000 cash per-tahun dan voucher pulsa sebesar 15.000.000 menjadi terbuka. Bahkan para member bisa mendapatkan lebih lagi jika bisa mendapatkan banyak  mitra usaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar