all my life
I've prayed for someone like you
And I thank God that I, that I finally found you
All my life
I've prayed for someone like you
And I hope that you feel the same way too
Yes, I pray that you do love me too
I've prayed for someone like you
And I thank God that I, that I finally found you
All my life
I've prayed for someone like you
And I hope that you feel the same way too
Yes, I pray that you do love me too
Potongan lirik sebuah lagu yang dinyanyikan seorang gadis tuna netra dengan iringan sebuah biola yang mulai usang di pinggir kota Meteora. Electra, panggilan gadis berusia 18 tahun yang memiliki kulit putih dengan bibir tipis dan rambut lebat terurai berwarna pirang. Parasnya yang cantik dan kemerduan suaranya telah menutup segala kekurangannya. Electra tinggal disebuah rumah tua bersama seorang nenek yang sudah dianggapnya sebagai ibu kandungnya, karena orang tua kandung Electra telah membuangnya sejak ia masih bayi saat mengetahui bahwa anaknya tuna netra, karena kedua orang tuanya yang kaya raya itu merasa malu memiliki anak yang cacat. Sehari-hari Electra mencari uang dengan bernyanyi dipinggiran kota. Tak banyak uang yang didapat Electra, hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi yang harus dimakan berdua oleh nenek yang telah mengurusnya.
Seperti hari-hari sebelumnya, jika senja mulai datang, Electra mulai meninggalkan rumah menuju pusat kota untuk menjual suaranya. Malam itu saat sedang bernyanyi, tiba tiba seorang pria yang pandai bermain alat musik menghampiri Electra. Pria itu bernama Othello, seorang pria yang sangat dingin terhadap wanita dan mahir bermain jimbe itu tiba tiba mengiringi permainan Electra. Rupanya Othello sering melihat permainan Electra. Electra yang terkejut mendengar ada sebuah alat musik lain yang mengiringi permainannyanya, langsung saja menghentikan permainannya. Tiba-tiba Othello memegang tangan Electra sambil berbisik manis ditelinga Electra. Othello berkata “lanjutkan permainanmu, aku hanya ingin membantumu”. Electra masih terkejut dengan sikap Othello tadi, tapi ia berusaha melupakan dan mulai melajutkan permainannya.
Usai pertunjukan kecilnya, Electra sedikit bertanya kepada Othello tentang siapa dia sebenarnya dan untuk apa dia membantu Electra. Dengan suara serak yang menjadi ciri khasnya, Othello hanya menjawab “Othello, saya hanya ingin mengenalmu lebih dekat”. Mendengar jawaban Othello, Electra mulai takut. Dia takut kalau nantinya Othello akan menjahatinya. Tanpa pikir panjang, Electra langsung membereskan perlengkapannya dan jalan meninggalkan Othello tanpa ucapan apapun, hanya suara ketukan tongkat yang terdengar. Othello pun tidak bertindak apa-apa, hanya memperhatikan Electra pergi meninggalkannya.
Esok harinya, seperti biasa Electra mulai bersiap-siap untuk pergi ke pusat kota. Dan ternyata, Othello sudah berada di tempat ia biasa melakukan pertunjukan kecil. Tapi karena kekurangannya, Electra tidak menyadari itu. Electra mulai memainkan biolanya sampai terdengar dentuman jimbe dari Othello dan Electra langsung menghentikan permainannya.
“Apa lagi yang ingin kau akukan disini? Kau ingin mengambil semua pendengarku?”. Mendengar ucapan Electra tadi, Othello langsung menatap dalam mata Electra dan berkata “aku hanya ingin mengenalmu”. “Baiklah, aku Electra dan sekarang kau boleh pergi!”. Othello pun langsung pergi meninggalkan tempat itu. Tapi usaha Othello untuk mengenal Electra tidak hanya sampi disitu. Esok harinya ia datang lagi menemui Electra dipusat kota Meteora itu. Hingga hari demi hari Electra akhirnya bisa menerima Othello sebagai temannya.
Tidak terasa ternyata pertemanan mereka pun sudah hampir 1 tahun, kedekatan diantara mereka menimbulkan adanya rasa cinta dikeduanya dan akhirnya Othello berani mengutarakan perasaannya kepada Electra. Awalnya Electra terkejut mendengar pernyataan Othello, tapi ia tidak bisa membohongi perasaannya kalau dia juga mencintai Othello. Akhirnya Electra menerima Othello sebagai kekasihnya. Sejak berpacaran, Othello sering datang ke rumah Electra sekedar bermain dan menemani Electra apabila sang nenek sedang keluar. Sampai akhirnya tanpa disadari mereka telah melakukan hubungan yang seharusnya tidak mereka lakukan. Sejak kejadian itu, Electra terus saja menangis menyesali perbuatannya bersama kekasihnya. Berbeda dengan Othello, sejak hari itu dia menghilang bahkan tidak lagi menghubungi ataupun menemui Electra.
Hari demi hari Electra lalui dengan rasa penyesalan dan merasa bahwa dirinya sudah tidak layak lagi berada di dunia ini. Dia merasa sangat bersalah terhadap nenek yang telah dianggapnya ibu sendiri karena telah merusak kepercayaannya.
Satu bulan setelah kejadian itu Electra mencoba menjalani kehidupannya seperti biasa. Dia mencoba untuk mulai menjual suaranya lagi di pinggir kota Meteora sambil mengharapkan Othello akan datang dan mau untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Tapi Othello tak kunjung datang juga.
Suatu sore saat Electra ingin berangkat bekerja dia merasa sangat pusing dan mual. Dia berfikir itu hanya gejala masuk angin biasa. Tapi lama kelamaan dia merasa ada hal yang janggal pada tubuhnya. Dia merasa perutnya semakin membesar dan akhirnya dia memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter. Hasil yang dikatakan oleh dokter adalah dia positif “hamil”. Jawaban dari dokter itu membuat Electra semakin bingung dengan hidupnya. Setiap malam ia berdoa berharap agar Othello mau bertanggung jawab. Electra tidak bisa menyembunyikan keadaannya dari neneknya. Akhirnya Electra menceritakan semuanya kepada nenek sambil menangis. Nenek pun tidak bisa berbuat apa-apa, nenek hanya menyuruh Electra untuk tetap tabah dan mau merawat anaknya hingga dewasa. Mendengar ucapan nenek, Electra semakin sedih karena dia merasa sudah benar-benar mengecewakan nenek tapi Electra juga merasa mendapatkan semangat untuk tetap bertahan.
Semakin hari perut Electra semakin besar, tapi Othello tidak juga datang. Hari demi hari dilaluinya seperti biasa, sampai akhirnya saat dia sedang menyanyi di pinggir kota ada seorang pria asing yang menyapanya. Awalnya Electra merasa takut. Karena sejak kejadiannya dengan Othello itu dia menjadi trauma dan takut terhadap pria asing. Tapi pria itu berhasil membuat hati Electra luluh dan akhirnya Electra pun mau berteman dengan Wealty. Kekaguman Wealty terhadap Electra tidak hanya saat bermain musik, tapi Wealty juga kagum karena Electra mampu hidup dengan keadaan yang serba pas pasan bahkan tidak pernah mengeluh. Dia bekerja hingga malam hanya untuk mencukupi hidupnya dan nenek. Rupanya Wealty sudah memperhatikan kehidupan Electra jauh lebih dulu dibandingkan Othello. Hanya saja saat dia ingin berkenalan dengan Electra, mendadak dia harus menghadiri pernikahan kakaknya di Jepang. Wealty adalah anak seorang pengusaha ternama di kota Meteora, Yunani. Ayahnya memiliki beberapa hotel ternama. Tetapi latar belakang ayahnya yang seorang pengusaha tidak membuat Wealty menjadi sombong, justru ia lebih menyukai hidup sederhana dan apa adanya, untuk itulah Wealty lebih memilih untuk menyewa sebuah rumah kecil yang sudah ditempatinya sejak ia lulus dari Perguruan Tinggi.
Wealty sangat berbeda dengan Othello, dia sangat lembut dan penyayang. Dia sering membawakan Electra dan nenek makanan. Sampai suatu saat dia mengajak Electra untuk pergi makan malam di sebuah restoran ternama di kota itu. Awalnya Electra menolak mentah-mentah ajakan Wealty, tapi berkat bujukan nenek akhirnya Electra bersedia untuk pergi bersama Wealty. Disela-sela makan malam Wealty memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya.
Mendengar ucapan Wealty tadi Electra berkata “Aku sudah pernah dipeluk pria lain"
Wealty dengan hangatnya menjawab: "Dan aku adalah pria yang akan memelukmu dengan kasih".
Lalu Electra berkata lagi "Pernah ada cowo yang melihatku naked"
Wealty menatapnya: "Dan aku melihatmu begitu polos, suci bersih tak bernoda"
Electra menangis, terenyuh dan berkata : "Aku tidak akan pernah pantas untukmu!! aku sudah tidak perawan!! Aku sedang hamil!!"
"Wealty menatapnya dalam, memeluknya, tersenyum dan berkata:"Aku bukan mencintai keperawananmu, yang aku cintai adalah dirimu, sepenuhnya, dan aku yakin kau tidak akan mengulanginya lagi dan aku bersedia menjadi ayah dari anakmu"
Mendengar ucapan Wealty tadi Electra yakin kalau Wealty lah pria yang cocok untuk mendampinginya. Dan Electra pun menerima pernyataan cinta Wealty dan bersedia diajak ke rumahnya untuk dikenalkan kepada kedua orang tuanya.
Awalnya, kedua orang tua Wealty tidak setuju karena saat itu keadaan Electra sedang hamil. Tapi setelah melihat betapa besar cinta keduanya, akhirnya mereka menyetujuinya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar